ContohSikap Cinta Terhadap Bangsa dan Tanah Air. Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Umumnya ciri pertama yang dibawa oleh orang yang cinta damai adalah sikap yang penuh hukum kasih dalam Alkitab kepada seluruh sesamanya. sosial budaya yang tepat diPandangan Kristen tentang Kebudayaan dan Adat Istiadat di dalamnya Abstract Humans are creatures that cannot live alone and that is why humans must live in groups. Therefore social scientists call humans social beings. Humans also have thoughts, feelings and desires and human thoughts, feelings and wills are used to be able to live in the social, cultural and natural environment. Human thoughts, feelings and will result in the emergence of adaptation strategies for humans, so they can survive in their social, cultural and natural environment. Social sciences experts adopt the adaptation strategy with culture. Therefore, humans are united with their culture or in other words humans cannot live without their culture, including the customs in it. Thus, Christianity must see, understand and treat humans together with the culture and customs that are in it, so that there are no collisions that should not occur. Abstrak Manusia itu adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri dan itu sebabnya manusia itu harus hidup berkelompok. Karena itu para ahli ilmu sosial menyebut manusia sebagai mahluk sosial. Manusia juga memiliki fikiran, perasaan dan kehendak serta fikiran, perasaan dan kehendak manusia itu dipakai agar dapat hidup di lingkungan sosial, budaya dan alamnya. Fikiran, perasaan dan kehendak manusia itu mengakibatkan munculnya strategi adaptasi bagi manusia, sehingga dapat bertahan hidup di lingkungan sosial, budaya dan alamnya. Para ahli ilmu sosial menyebu strategi adaptasi itu dengan kebudayaan. Karena itu, manusia bersatu dengan kebudayaannya atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup tanpa kebudayaannya, termasuk adat istiadat yang ada di dalamnya. Dengan demikian, kekristenan harus melihat, memahami dan memperlakukan manusia bersama-sama dengan kebudayaan dan adat istiadat yang ada di dalamnya, supaya tidak terjadi benturan-benturan yang seharusnya tidak terjadi. References Alkitab, LAI, Jakarta, 1979 TB. Chambers, John - Haskarlianus Pasang. Cara Pandang Kristen. Langham, Bogor, 2015 Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2010 Kuiper, Arie de. Missiologia. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2010 Koentjaraningrat ed. Manusia dan kebudayaan di Indonesia Djambatan, Jakarta, 2002. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Djambatan, Jakarta, edisi revisi 2009 Mauludi, Sahrul ed. Penyerbukan Silang Antarbudaya Membangun Manusia Indonesia. Kompas Gramedia, Jakarta, 2015. Milne, Bruce. Mengenal Kebenaran. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009 Pasha, Musthafa Kamal. Pancasila Dalam Tinjauan Historis, Yuridis dan Filosofis. Citra Karsa mandiri, Yogyakarta, 2005 Ranjabar. Jakobus. Perubahan Sosial Teori-teori dan Prosse Perubahan Sosial Serta Teori Pembangun. Alfabeta, Bandung, 2015 Sumarsono, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia, Jakarta, 2015 DOI Refbacks There are currently no refbacks. SOTIRIA Jurnal Theologia dan Pendidikan Agama Kristen is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International on a work at telah terindeks pada situse-ISSN 2685-3493p-ISSN 2685-354XCopyright© SOTIRIA Jurnal Theologia dan Pendidikan Agama Kristen, 2019. All Rights Reserved.
Berikutini yang merupakan sikap bangga terhadap kebudayaan bangsa sendiri adalah . SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa DaerahSikap Umat Kristiani Akan BudayaSikap Orang Kristen Terhadap Kebudayaan di Kehidupan1. Kristus Bertentangan dengan Kebudayaan2. Kristus Berasal dari Kebudayaan3. Kristus di Atas Kebudayaan4. Kristus dan Kebudayaan di dalam Paradoks5. Krisus Pembaharu Kebudayaan6. Antagonis atau Oposisi7. Akomodasi atau Persetujuan8. Dominasi atau Sintesis9. Dualisme atau Pengutuban10. Pengudusan atau PertobatanSikap Umat Kristiani Akan – Sikap orang Kristen terhadap kebudayaan. Ketika ada kebudayaan yang tidak sesuai dengan ajaran iman Kristen, kita harus menolak atau menerima?Seperti diketahui, Kristen masuk jauh setelah Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang masih dilestarikan hingga kini. Penyesuaian pun dilakukan dari kedua ada ajaran yang bertentangan dengan kebudayaan. Di sini, para umat Kristen kerap kebingungan dalam menentukan sikap untuk menolak atau menyesuaikan kebudayaan dengan sebenarnya sikap seperti apa yang harus orang Kristen ambil? Bagi yang belum mengetahui ulasannya, di sini kami akan membahas sikap orang Kristen terhadap kebudayaan dalam kehidupan Orang Kristen Terhadap Kebudayaan di KehidupanPada perkembangannya pertalian gereja dan budaya yang bertolak berasal dari bagaimana sadar pertalian keduanya, dan akan keluar berasal dari lebih dari satu faktor tersebut, yakni1. Kristus Bertentangan dengan KebudayaanKristen menentang adanya kebudayaan, gereja tiadk mau tahu soal adanya kebudayaan. Hal ini membuat kebudayaan dianggap hanya memberikan pengaruh negatif berasal dari kekristenan dan gereja cocok bersama dengan peristiwa agama Kristus Berasal dari KebudayaanSikap Kristus berasal dari kebudayan tandanya bahwa Kristuslah yang punya kebudayaan. Maka berasal dari itu orang beriman haruslah berupaya sesuaikan diri bersama dengan kebudayaan, atau punya toleran untuk menerima perbedaan yang tersedia dan jadi target hidup orang kristen,3. Kristus di Atas KebudayaanBisa dilihat bahwa sikap Kristus di atas kebudayaan memiliki faktor dan sikap yang menggenapi kebudayaan. Namun Kristen tidak sama bersama dengan kebudayaan, maka berasal dari itu orang kristen perlu menghargai Kristus dan Kebudayaan di dalam ParadoksDalam paradoks, sikap Kristus pada kebudayaan memiliki pkkepercayaan bahwa orang Kristen dan gereja hidup di dalam dua dunia. Kehidupan tersebut membuat keduanya tidak sama secara asasi namun tidak mampu di satu pihak orang Kristen, gereja hidup di di dalam Kerajaan Allah, namun pada pihak lain ia hidup di di dalam kebudayaan yang tersedia pada penduduk dimana dia berada di sana mengajarkan perihal faedah berdoa bagi orang Krisus Pembaharu KebudayaanPengaruh berasal dari pertalian gereja dan kebudayaan, dikarenakan keperluan yang tersedia pada era kini perlu di kritisi bersama dengan pijak dikarenakan konteks yang sudah beralih dan perkembangan pemikiran-pemikiran yang teologis termasuk tetap berjalan dan berkembang di Antagonis atau OposisiDalam kebudayaan, sikap antagonis atau oposisi menjadi sikap yang membuktikan ada pertentangan. Adanya pertentangan tersebut tidak bisa didamaikan antara Kristen dan ini mengakibatkan ada sikap yang keluar menampik dan menghilangkan kebudayaan pada seluruh ungkapannya. Gereja dan umat beriman benar-benar diharuskan untuk berbicara tidak atau menampik ungkapan kebudayaan khusus yang berisi perihal kebudayaan yang menghina Tuhan, menyembah berhala dan berwujud merusak dan mengesampingkan ada Akomodasi atau PersetujuanSikap akomodasi atau persetujuan merupakan sikap yang berkebalikan berasal dari antagonis atau oposisi yang akan sesuaikan diri bersama dengan kebudayaan yang sesungguhnya sudah berasal dari itu mulailah berjalan sinkritisme, yang jadi tidak benar satu sikap yang sesungguhnya demikianlah ditujukan untuk mempunyai orang pada langkah mereka berfikir dan lihat layaknya apa kebudayaan, bagaimana langkah hidup dan bagaimana berkomunikasi atau lakukan pertalian bersama dengan orang lain yang bersama dengan itu mengakibatkan seolah-olah seluruh agama merupakan agama yang Dominasi atau SintesisMeski kejatuhan yang dialami manusia ke dalam dosa membuat citra ilahinya menurun, maka dari situ sesungguhnya manusia tidak jatuh total. Pasalnya manusia akan tetap memiliki kehendak yang bebas dan ini menunjukan bahwa, meskipun tersedia kebudayaan kafir pun umat Kristen mampu lakukan akomodasi secara penuh dan akan menjadikan kebudayaan kafir itu sebagai anggota berasal dari imam, namun pada kenyataan kebudayaanlah yang ditambah dan disucikan oleh skaramen yang sudah jadi anugrah Dualisme atau PengutubanSikap orang kristen pada kebudayaan tidak benar satunya adalah dualisme atau pengutuban, yakni adalah dualisme perihal kebudayaan ayng mengantarai perihal pendiriannya berkaitan iman berasal dari kebudayaan yang merupakan kehidupan kaum beriman kepercayaan kepada karya Allah kepada Tuhan Yesus Kristus, namun sesungguhnya manusia akan selalu berdiri di di dalam kebudayaan Pengudusan atau PertobatanSikap perihal pengudususan atau pertobata adalah dikap yang tidak menolak, namun termasuk tidak menerima, namun sikap berasal dari kepercayaan yang kuat bahwa kejatuhan umat manusia tidak mampu menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia perlu beroleh kebudayaan selama hasil-hasil yang dihasilkan menerima dan memuliakan Allah, tidak akan menyembah KataDemikian pembahasan mengenai sikap umat kristen terhadap kebudayaan. Mudah-mudahan bisa memberi wawasan tambahan kepada kita untuk mengetahui kaitan kebudayaan dan agama Pengakuan Iman Rasuli dalam KristenKebudayaan yang Sesuai dengan Iman KristenAyat Emas Alkitab Tentang Musik dan Lagu
Sikapcinta tanah air bisa kita tunjukan dengan bersikap, dan berperilaku yang menunjukkan rasa kesetiaan, kepedulian penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, seperti dengan mengamalkan nilai nilai pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari hari, serta selalu menaati peraturanH. Richard Niebuhr dari Yale University di Amerika serikat telah membuat bagan tentang sikap Gereja terhadap kebudayaan dalam bukunya Christ and Culture atau Kristus dan kebudayaan. Ia telah menjelajahi sikap-sikap Gereja terhadap kebudayaan sepanjang zaman dalam 5 sikap, yaitu 1. Gereja anti kebudayan 2. Gereja dari kebudayaan 3. Gereja diatas kebudayaan 4. Gereja dan kebudayaan dalam hubungan paradox 5. Gereja pengubah kebudayaanIni adalah gambaran –gambaran umum, sedang dapat kita benarkan pendapat yang mengatakan bahwa tidak ada gereja yang secara murni mengambil salah satu sikap tersebut. Namun ada baiknya kita membicarakan posisi-posisi itu satu persatu 1. Gereja anti kebudayanGereja memandang dunia di bawah kekuasaan si jahat sebagai kerajaan kegelapan. Warga Gereja disebut oleh Injil adalah anak-anak terang, karena itun tidak hidup dalam kegelapan. Dunia kegelapan ini dikuasai oleh nafsu kedagangan, nafsu mata, kesombongan. Semua itu akan berlalu sebab mereka akan dikalahkan oleh iman kepada Kristus Niebuhr, 56.Sikap menentang kebudayaan ini telah dilancarkan oleh Tertullianus tokoh Gereja abad ke 2. Ia mengatakan bahwa konflik-konflik orang percaya bukan dengan alam tetapi dengan kebudayaan. Dosa asal itu menurut Tertullianus disebarkan oleh kebudayaan melalui pendidikan anak. Oleh karena itu kata tertullianus tugas Gereja adalah menerangi semua orang yang sudah berada di bawah ilusi kebudayan, supaya mereka dibawa kepada pengetahuan akan kebenaran. Yang paling buruk dari kebudayaan adalah agama sosial, kafir atau politheisme, hawa nafsu dan kemaksiatan Niebuhr, 60. Tetapi pada pihak lain, tertullianus menganjurkan agar Gereja memupuk kebersamaan, tidak meninggalkan pertemuan umum, tempat pemandian, kede, penginapan, pasar mingguan tempat perdgangan sebab Gereja dengan semua itu numpang bersama dalam dunia. Selanjutnya kata Tertullianus, kami berlayar bersama berjuang denganmu, mengolah tanah denganmu bahkan dalam bidang seni untuk umum. Pada pihak lain Tertullianus mengajak orang menjauhi keterlibatan dalam soal-soal kenegaraan, antara lain menolak dinas militer sebab melanggar perintah Injil yang melarang menggunakan pedang dan tidak ikut dalam sumpah setia kepada kaisar dan keturut sertaan dalam upacara kafir. Ia menolak bentuk kekristenan yang berfusi dengan Stoa dan Plato. Menurut pendapatnya, tidak ada hubungan Kristus dengan filsafat. Walau Tertullianus tidak menolak seluruh kebudayaan, tapi Niebuhr menyebutnya termasuk dalam posisi Gereja lawan Gereja dari kebudayaanKelompok yang menganut paham ini merasa tidak ada ketegangan besar antara gereja dan dunia, antara Injil dan hukum-hukum sosial, antara karya rahmat Illahi dengan karya manusia. Mereka menafsirkan kebudayaan melalui Kristus danberpendapat bahwa pekerjaan dan pribadi Kristus adalah sangan sesuai dengan kebudayaan. Dipihak lain, kelompok ini berpendapat jika Kristus ditafsirkan melalui kebudayaan, maka hal-hal yang terbaik dalam kebudayaan adalah cocok dengan ajaran dan kehidupan Kristus. Namun penyesuaian ini bukan sembarangan, sebab telah dilakukan juga penjungkiran bagian-bagian kebudayaan yang tidak sesuai dengan Injil dan bagian-bagian Injil yang tidak sesuai dengan adat istiadat sosial Niebuhr 94.Tetapi kaum Gnostik Kristen menafsirkan Kristus sepenuhnya sesuai dengan konsep kebudayaan, tidak ada pertentangan antara keduanya. Dengan demikian ada perdamaian Injil dengan kebudayaan dan karena itu kekristenan telah menjadi sistem agama dan filsafat dan Gereja hanya sebagai perhimpunan religius bukan sebagai gereja atau masyarakat baru. Tokoh-tokoh penyesuaian ini dalam sejarah Gereja adalah Clemens 200 dan Origines 185-254- Fuklaan-Berkhof, 1981 41.Pada abad pertengahan posisi Gereja dari kebudayaan dilanjutkan oleh Petrus Abelardus 1079-1142 yang mengakui karya Filsuf Socrates dan Plato sebagai guru mendidik walaupun lebih rendah tingkatnya tyetapi bersesuaian dengan ajaran Yesus Niebuhr, 100.Tokoh yang lain adalah Ritschl yang menggagasi untuk merekonsiliasi kekristenan dengan kebudayaan. Kelompok ini secara keseluruhan disebut Protestantisme kebudayaan melalui gagasan tentang kerajaan Allah yang telah disamakan dengan suatu kerajaan umat manusia yang terhimpun dalam suatu keluarga, di bawah ikatan kebajikan, perdamaian, keperluan bersama. Perhimpunan ini terbentuk melalui aksi moral secara timbal balik dari anggota-anggotanya yaitu suatu aksi melalui pertimbangan alamiah Niebuhz, 109. Dalam gagasan ini, kesetiaan orang kepada Kristus menentukan orang untuk berpartisipasi secara aktif dalam karya kebudayaan Niebuhr, 110. 3. Gereja diatas kebudayaanPandangan ini berawal dari pandangan tingkatan hirarkis dari alam natural dan spiritual rohani. Menurut Thomas Aquinas 1225-1274, kebudayaan menciptakan aturan suatu kehidupan sosial yang ditemukan oleh akan budi manusia yang dapat dikenal oleh semua yang berakal sehat sebab bersifat hukum alam. Tapi disamping hukum alam ada hukum Ilahi yang dinyatakan Allah melalui para Nabi yang melampaui hukum alam. Sebagian hukum Ilahi adalah harmonis dengan hukum alam dan sebagaian lagi melampauinya dan itulah menjadi hukum dari hidup supernatural manusia ordo supernaturalis. Hukum Ilahi terdapat dalam perintah jualah semua apa yang kamu miliki, berikan kepada orang miskin sedang hukum alam terdapat dalam perintah kamu tidak boleh mencuri, yaitu hukum yang sama dapat ditemui oleh akal manusia dan didalam wahyu. Dari contoh itu Thomas Aquinas menyimpilkan bahwa hukum alam yang ditemui yang terdapat dalam kodrat hidup manusia berada dubawah ordo dalam hidupnya sudah kehilangan ordo supernaturalis dan untuk dapat memulihkannya kembali hanyalah melalui berada dalam ordo supernatulis. Oleh karena itu kebudayaan berada di bawah hirarkis gwereja. Dengan itu pada abad pertengahan gereja menguasai seluruh kebudayaan dalam tatanan Corpus Hubungan Gereja dan kebudayaan dalam paradoksDalam pandangan ini, iman dan kebudayaan dipisahkan. Orang beriman Kristen berada dalam dua suasana yaitu berada dalam kebudayaan dan sekaligus berada dalam anugerah Allah dalam Kristus. Oleh sebab itu orang beriman dihimpit oleh dua suasana yaitu hidup dalam iman dan hidup dalam sejarah Gereja, Marcian seorang tokoh gereja abad ke 2 yang berpendirian bahwa dalam kebudayaan manusia di bawah Allah yang rendah derajadnya yang dinamainya domiurgos sedang dalam pembaharuan ciptaan, manusia hidup di bawah Allah Rahmani. Dengan itu ia telah mempelopori hidup secara dualisme. Ajaran ini ditolak gereja pada masa itu dan dikategorikan sebagai ajaran dualisme kelihatan juga secara samar dalam ajaran Marthin Luther yang mencetuskan reformasi pada tahun 1517 Menurut dia orang beriman hidup dalam dua kerajaan, yaitu kerajaan Allah yang rohani dan kerajaan duniawi. Kerajaan Allah adalah suatu kerajaan anugerah dan kemuliaan, tetapi kerajaan duniawi adalah suatu kerajaan kemurkaan dan kekerasan. Kedua kerajaan itu tidak dapat dicampur adukkan. Masing-masing lingkungan menurutaturannya. Jadi manusia hidup dalam dua tatanan yaitu tatanan kebudayaan berdasarkan hukum alam dan tatanan rohani yaitu tatanan surgawi. Ada kesan bahwa Marthin Luther tidak menghubungkan tatanan duniawi dengan yang surgawi sehingga kehidupan dalam kebudayaan dan surgawi tidak berhubungnan. Dengan itu ada kemungkinan orang tidak lagi membawa imannya dalam kehidupan dalam kebudayaan Niebuhr, 194.Pada abad ini pandangan itu dipertahankan oleh seorang Teolog bernama William Roger. Manusia menurut Roger, harus berbakti kepada Allah maupun raja, kendati ada ketegangan antara keduanya. Orang beriman seyogianya hanya berbakti kepada Allah tetapi tidak dapat tidak harus berbakti kepada kebudayaan. Kita tidak dapat tidak hidup seperti ampibi, yaitu hidup dalam rahmat Allah dan sekaligus dalam kebudayaan. Kedua lingkungan ini terpisah dan tidak saling berhubungan. Hal ini mungkin bahwa seorang dapat hidup berdasarkan imannya pada lingkungan rohani atau hidup menurut imannya pada lingkungan rahmat dan pada pihak lain ia hidup menurut aturan duniawi dalam lingkungan dunia Niebuhr207.5. Gereja pengubah kebudayaanBanyak orang Kristen sepanjang abad tidak menyetujui keempat pendirian tersebut baik dalam teori maupun dalam politik. Mereka juga tidak bersedia menyerah kepadakebudayaan karena mereka memahami kebudayaan mempunyai kelemahan-kelemahan. Mereka juga menolak takluk kepada kebudayaan yang dipaksakan gereja sebab kebudayaan yang dipaksakan gereja selalu berbentuk sintesa antara kerajaan Allah dan kerajaan dunia dan ada kecenderungan memandang kebudayaan yang masih berdosa ini dianggap suci sebab berada di bawah gereja. Tapi adalah tidak benar, jika dikatakan bahwa kerajaan Allah telah diwujudkan dalam kebudayaan yang diciptakan gereja Verkugl, 1982 49.Sikap gereja yang tepat menurut H. R. Niebuhr adalah sikap gereja pengubah teolog bernama Augustinus 354-430 telah mempelopori sikap gereja pengubah kebudayaan. Posisi ini berangkat dari pendirian bahwa tidak ada suatu kodrat yang tidak mengandung kebaikan, karena itu kodrat setan sendiripun tidaklah jahat, sejauh itu adalah kodrat, tapi ia menjadi jahat karena dirusak Niebuhr, 239.Tetapi Allah kata Augustinus, memerintah dan mengatasi manusia dalam pribadi dan sosial mereka yang rusak. Pandangan ini berasal dari pemahaman bahwa oleh sifat kreatifitas Allah maka Allah tetap menggunakan dengan baik kehendak manusia yang jahat sekalipun, sehingga m,anusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kebudayaannya. Sikap Allah ini mendapat wujudnya dalam Yesus Kristus yang telah datang kepada manusia yang telah rusak untuk menyembuhkan dan memperbaharui apa yang telah ditulari melalui hidup dan kematiannya, ia mengatakan kebesaran kasih Allah dan tentang begitu dalamnya dosa manusia 241. Denganjalan Injilnya ia memulihkan apa yang telah rusak dan memberi arah baru terhadap kehidupan yang telah rusak 242. Atas pemikiran teologis tersebut, Agustinus meletakkan gagasan Injil pengubah kebudayaan atau Injil adalah Conversionis terhadap kebudayaan. Pemikiran Augustinis ini dilanjutkan oleh Johanes Calvin pada awal abad ke 16. Titik tolak pikirannya berawal pada pandangannya bahwa hukum-hukum kerajaan Allah telah ditulis dalam kodrat manusia dan dapat terbaca dalam kebudayaannya. Dengan itu hidup dan kebudayaan manusia dapat ditransformasikan sebab kodrat dan kebudayaan manusia dapat dicerahkan, sebab mengandung kemungkinan itu pada dirinya sebagai pemberian Ilahi. Oleh sebab itu Injil harus diaktualisasikan dalam kebudayaan supaya kebudayaan lebih dapat mensejahterakan manusia 245-246. Dapatlah kita simpulkan bahwa sikap gereja terhadap kebudayaan adalah 1. Gereja menentang kebudayaan khususnya terhadap unsur-unsur yang secara total bertentangan dengan Injil, umpamanya terhadap kultus agama, suku dan tata kehidupan yang tidak membangun seperti poligami, perjudian, Menerima unsur-unsur kebudayaan yang bersesuaian dengan Injil dan bermanfaat bagi Menerima unsur-unsur kebudayaan tertentu dan mentransformasikannya dengan Injil umpamanya tata perkawinan, seni tari dan lain-lain sehingga dapat menjadi sarana Injil untuk membangun iman dan kehidupan. Verkuylmencatat lima sikap gereja terhadap kebudayaan, yaitu:194 1. Sikap Antagonistis (sikap menentang). Sikap ini merupakan sikap negatif terhadap kebudayaan, yaitu melihat adanya pertentangan yang tak terdamaikan antara iman Kristen dengan kebudayaan. Sikap seperti ini terjadi pada abad permulaan gereja, sehingga Tertulianus mengucapkan Cara Orang Kristen Menyikapi BudayaCara Menyikapi Kebudayaan Menurut Agama Kristen1. Antagonis2. Akomodasi3. Dominasi4. Dualisme5. PengudusanKebudayaan yang Ada di Indonesia1. Pernikahan Adat Batak2. Pemakaian Musik Daerah untuk Lagu Rohani3. Memakai Pakaian yang SopanCara Orang Kristen Menyikapi – Cara menyikapi kebudayaan menurut Kristen. Di masa sekarang kita tidak bisa melepaskan kehidupan yang berdampingan dengan berbagai aspek, termasuk perlu memahami sikap orang Kristen terhadap kebudayaan. Karena mungkin pada beberapa kasus ada yang menganggap hal yang telah menjadi budaya tidak sesuai dengan hal itu terjadi apa yang sebaiknya kita lakukan? Tentu saja harus menyikapinya dengan benar. Salah satunya yaitu dengan beberapa cara yang akan kami sampaikan di bawah kesempatan ini kami akan mengulas apa-apa saja yang perlu disikapi dalam kebudayaan menurut pandangan agama Kristen. Cara-cara ini kami rangkum dari berbagai sumber Menyikapi Kebudayaan Menurut Agama KristenLangsung saja tanpa banyak basa basi lagi, silahkan simak pembahasan dan penjelasan lengkap dari kami emngenai cara menyikapi kebudayaan menurut agama Kristen dan AntagonisAntagonis berarti menolak kebudayaan dan memandang kebudayaan sebagai penghinaan terhadap Tuhan dan Agama. Kebudayaan dianggap sebagai kegiatan penyembahan terhadap berhala sehingga menduakan AkomodasiAkomodasi disebut juga persetujuan yang terbalik dengan sikap pertama. Umat Kristen tidak ambil pusing, melainkan setuju dengan kebudayaan. Mereka menganggap apapun kebudayaannya tidak tergantung pada DominasiDominasi disebut juga sintesis, sikap yang menjadikan kebudayaan sebagai bagian dari iman umat Kristen. Namun, kebudayaan dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi penyembahan bagi DualismeDualisme dinamakan juga dengan pengutuban, yaitu tidak menolak adanya kebudayaan. Namun, kebudayaan dianggap menjadi sesuatu yang terpisah dari iman Kristen. Dengan demikian orang Kristen tidak dapat melakukan kebudayaan dan orang berbudaya tidak bisa mengaku sebagai PengudusanPengudusan disebut juga dengan pertobatan, tidak menolak atau menerima kebudayaan. Umat Kristen berusaha menyesuaikan diri dengan kebudayaan. Jika kebudayaan menghina Tuhan, mereka menolak. Jika kebudayaan tidak menentang kebenaran firman Tuhan, mereka masih yang Ada di IndonesiaDari banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia, kita perlu tahu tidak semuanya sesuai dengan iman Kristen. Maka dari itu kita harus berhati-hati menyikapinya, seperti contoh berikut Pernikahan Adat BatakOrang Batak yang masih kental dalam kebudayaan tidak mau menikah dengan cara cederhana, pernikahan dijadikan ajang menunjukkan kemampuan finansial. Dulu pernikaan dilakukan menggunakan harta pinak Paranak atau mempelai pria, sekarang beban biaya dirakan kedua belah ini menjadi contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen. Pasalnya, pernikahan tidak hanya menjadi hal yang paling penting untuk suami, melainkan juga menjadi hal penting bagi istri. Keduanya perlu berusaha, saling menopang satu sama pernikahan adat Batak juga dilakukan penyelimutan menggunakan ulos. Pengantin diselimuti ulos dengan tujuan mendapatkan berkat. Namun saat ini penyelimutan dengan ulos hanya dilakukan sebagai simbol pemberian tersebut juga menjadi contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen. Sebab berkat tidak datang dari penyelimutan ulos melainkan pemberian Tuhan, tapi pemberian hadiah bisa dilakukan dengan tujuan untuk mendukung Pemakaian Musik Daerah untuk Lagu RohaniDalam setiap daerah dengan berbagai kebudayaan ada ciri khasnya sendiri, termasuk musik daerah. Setiap daerah memiliki alat dan genre musiknya sendiri. Ternyata musik ini tidak hanya digunakan untuk sekedar meningkatkan popularitas daerah tersebut juga digunakan untuk memuji-muji Tuhan. Pemakaian musik daerah menjadi salah satu contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman agama Kristen. Seperti kita tahu Tuhan meminta kita menggunakan segala yang kita miliki untuk menjadi penyembahan bagi terkecuali dengan pemakaian musik daerah, seperti lagu rohani Batak atau lagu rohani Manado. Ketika kita diberikan karunia untuk memainkan alat musik daerah, kita bisa menggunakannya sebagai pujian dalam nama Memakai Pakaian yang SopanAda ungkapan “Ajining raga saka busana” di antara orang Jawa. Ungkapan ini menunjukkan harga sebuah tubuh ditentukan oleh pakaian yang dikenakan. Pakaian yang dipakai harus sesuai dengan keperluan dan budaya yang dibutuhkan pada saat harus sopan, tidak boleh seenaknya. Menggunakan pakaian sopan juga akan membantu kita untuk menjaga tubuh. Hal tersebut tentu saja menjadi contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman mengajarkan kita untuk menjaga tubuh. Tubuh tidak selalu harus kudus, tidak dipakai untuk menggoda orang lain. Maka dari itu sangat penting untuk kita menggunakan pakaian yang sopan. Pakaian yang sopan membantu kita menghindari hukuman KataItu saja beberapa ulasan singkat dari kami mengenai cara menyikapi kebudayaan menurut agama kristen. Mari kita bersikap seperti di atas dalam menyikapi hubungan antara agama dan Makna Tuguran Kamis PutihKebijaksanaan dan Keteladanan SalomoCiri-ciri Kristen Saksi Yehuwa yang Sesat
Sepintas tentang H. Richard Niebuhr 1894-1962 adalah Teolog dan Etikus Kristen Amerika yang paling terkenal karena bukunya Christ and Culture Kristus dan Kebudayaan-1951 dan Radical Monotheism and Western Culture 1960.Niebuhr pernah mengajar selama beberapa dasawarsa di Sekolah Teologi Yale. Teologinya bersama teologi rekannya Hans Frei di Yale yang telah menjadi salah satu sumber utama dari teologi pasca-liberal yang kadang disebut sebagai aliran dalam cara pandang dan paradigma berpikir dengan stimulasi bagaimana manusia berhubungan dengan Allah, dengan sesamanya, dengan komunitas-komunitas yang kedalamnya mereka terhisab, dalam korelasinya dengan agama Kristen yang menanggapi dunia dan yang paling terkenal adalah Christ and Culture. Buku ini sering dirujuk dalam diskusi, menjadi bahan mata kuliah di kampus teologi, bahkan respon kekristenan terhadap dunia sekitar. Berdasarkan buku ini, terbentang 5 sikap gereja terhadap dunia dan kebudayaan dalam konteks berteologi di Tanah Papua seagai berikut 1 RADIKALISASISecara mendasar Kristus menentang kebudayaan, Kristus dianggap berlawanan dengan Masyrakat terlebih khusus dalam kehidupan kebudayaan di Tanah Papua yang menyatakan sikap bahwa harus memilih Kristus atau kebudayaan dalam hal ini kepercayaan dalam agama suku, yang masih melekat erat dalam tatanan falsafah hidup di Papua yang masih dalam tegangan atau kesangsian karena memilih atau mulai mengikuti Kristus atau Kepercayaan agama suku. Pandangan dan sikap Kristus yang keras dapat menjauhkan kebudayaan yang terjadi di Tanah Papua dapat menyebabkan konfrontasi antara injil dan kebudayaan.2 AKOMODASISesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan. Budaya sebagai tempat bagi Kristus yang datang dan masuk dalam kehidupan masyarakat kepercayaan agama suku. Kristus milik kebudayaan, sikap ini memperlihatkan keselarasan antara Kristus dan kehidupan kebudayaan di Tanah Papua yang masih kafir saat itu, Yesus dilihat sebagai pahlawan yang menghadirkan hal-hal baik dalam sejarah masuknya injil dalam kebudayaan di Tanah Papua. Kendati pun demikian Kristus dianggap selaras dengan kebudayaan.3 BERPADUANMenjadi satu benar, atau luluh dan bercampur menjadi satu. Itulah kebudayaan menyatu dengan Kristus dalam kebudayaan masing-masing suku di Tanah Papua. Injil dapat menyesuaikan diri dengan dan dalam dalam pandangan lain sudah lama berpaduan itu di nanti, kemudian hari injil Yesus Kristus itu menyatu dengan kebudayaan. Dalam hal ini memiliki satu kasatuan pikiran atau kebudayaan memiliki pikiran yang sama dengan Kristus.4 DUALISKategori gramatika tata bahasa jumlah kata untuk menunjukan dua hal atau benda yang dipertentangkan dengan singularis tunggal dan pluralis jamak, yakni bahwa Yesus dan kebudayaan dalam paradoks pernyataan ini seolah-olah Yesus bertentangan atau berlawanan dengan pendapat kebudayaan, tetapi pada kenyataannya mengandung kebenaran antara kedua belah pihak. Kristus mati bukan hanya untuk manusia tetapi juga untuk kebudayaan maka kiranya jelas bertentangan namun memiliki relasi yang mengandung kebenaran.5 PEMBAHARUANProses, cara atau perbuatan membarui yakni cara berfikir masyarakat kebudayaan terhadap Kristus. Kristus membaharui kebudayaan dan sekali kebudayaan juga menjadi milik Tuhan posessio.Melalui kepemilikan terjadi proses antara pengembangan kebudayaan, terutama dalam kehidupan kebudayaan masyarakat di Tanah Papua. Dengan demikian melalui presensi Kristus memperbaiki atau memperbaharui agar supaya kebudayaan klasik menjadi lebih mutakhir.
Berikutadalah sikap iman Kristen terhadap kebudayaan, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Antagois atau Oposisi. Sikap antagonis atau opisisi dilakukan terhadap kebudayaan adalah sikap yang memperlihatkan adanya pertentangan yang tak bisa didamaikan antara Kristen dan kebudayaan. Ini mengakibatkan adanya sikap seolah menolak dan
3. Sikap Kristen terhadap sikap Kristen terhadap budaya? Ini merupakan pergumulan yang serius dari orang percaya sepanjang masa. Neibuhr menguraikan bahwa sepanjang sejarah telah diberikan berbagai jawaban yang sangat berlainan terhadap soal perhubungan anatara agama Kristen atau gereja dengan kebudayaan. Pendekatan Neibuhr ini sangat bermanfaat bagi gereja gereja di Indonesia. Dr. J. Verkuy membahas pandangan Neibuhr ini dalam bukunya Etika Kristen dan kebudayaan. Menurut Neibuhr ada lima macam, sikap umat Kristen terhadap kebudayaan antara lain1. Skap Antagonistis Sikap Menentang atau menolakSikap Kristen yang antagonistis adalah sikap yang melihat pertentangan yang tak terdamaikan antara agama dengan kebudayaan. Akibatnya orang Kristen harus menolak dan menyingkirkan kebudayaan dari dalam hidupnya. Sikap seperti ini kita temukan dalam pengajaran Tertulianus. Dia menyerukan Apakah sangkut pautnya Yerusalem dengan Athena?. Ini berarti bahwa antara iman dan kebudayaannya tidak ada hubungan nya. Kebudayaan adalah bersangkut-paut dengan berhala-berhala seperti permainan, tari-tarian, sandiwara, militer dll. Dan semua itu harus di jauhkan dari kehidupan pietis, aliran ini cendurung menganggap bahwa kebudayaan semata-mata sebagai kekuatan iblis. Akibatnya banyak orang Kristen mengungkapkan bahwa segala yang berbau budaya adalah dosa. Mereka menyerukan singkirkanlah kebudayaan, Hal ini dengan jelas kita temukan dalam aliran sanksi jahowa dan juga Sikap Akomodasi dan akomodasi dan kapitulasi berarti menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada. Dengan demikian maka pada hakekatnya agama Kristen sering sekali dikorbankan untuk kepentingan budaya. Beberapa contoh dan tokoh yang mempopulerkannya anatara lain Klemens dari Alexandria dan Orogenes. Mereka pernh menyesuaikan Injil dengan filsafatpluto. Mereka menganjurkan supaya Yerusalem menyesuaikan diri dengan Athena. Ini berarti agar orang Kristen menyesuaikan diri dengan filsafat kafir. a. Pada abad-abad pencerahan di Eropah Aufk-lerungpada zaman ini dan berikut yakni abad ke- I 8, 19 banyak orang Eropah, Amerika yang menyamakan agama Kristen dengan rationalism, humanism dan liberalism. Mereka kurang melihat dosa dalam kebudayaan yang pada waktu itu sangat pesat perkembangan nya. Mereka juga tidak bersifat kritis pada kebudayaan. Mereka tidak tau pada saat itu kebudayaan barat telah rusak oleh sifat coraknya yang rationalistis,materialistis, mantinonistis dan imperialistis. cFXah.